Saturday, October 18, 2014 0

filosofi waktu: dua.

By Venty Indah Utami

Reminiscing all the old days, make me realise how far I have gone.



Pernahkah suatu saat dalam hidup kamu, when you recall all things that had happened and suddenly realise that you have grown a lot?
I did.


Jadi ceritanya, tadi pagi aku tiba-tiba pengen liat blog ini yang notabene udah ada semenjak aku lulus SMA, which it means udah empat tahunan lamanya. Dan pas aku scroll ke bawah, tiba-tiba aku merasakan keheningan.


Literally, hening. Beserta beberapa perasaan lainnya.



Pertama, disbelief. Baru sadar bahwa aku dulu alay banget ya ampun :') Jadi pengen nangis karena malu kalo inget-inget. Pas udah baca ginian, baru bisa bilang ke diri sendiri, "Ngacaaaaaa. Ternyata situ dulu pernah alay jugaaa sist. Mahahahaha". Kalo kata orang, kalo abis putus ini namanya fase denial. Percaya ngga percaya, blog ini sebelumnya cuma berisi sampah curhatan ngga penting, yang kalo sekarang dibaca lagi juga banyakan bikin malu daripada seneng. Dan untuk hajat hidup orang banyak, kayaknya lebih baik kalo aku apusin beberapa postingan yang menurut aku akan sangat merugikan diri sendiri (baca: memalukan diri sendiri). Alasan lain, menurut aku membebaskan diri dari beberapa hal negatif itu akan lebih baik untuk diri sendiri and sometimes there are things that supposed to be in my own memories. So for that reasons, I press the delete button to some (unproper) posts. (I hope I don't have to) see you (anymore)! *brb cari tong sampah*


Kedua, annoyed. Sometimes you regret all decisions that you have made, cause eventually it brought you to some bad circumstances. Dan hal yang aku sesali di sini bukannya beberapa kesalahan yang aku buat secara pribadi, tapi keputusan aku untuk secara tidak dewasa membagikan beberapa hal yang seharusnya aku simpan untuk diri sendiri dan malah menjadikannya sebagai konsumsi publik. Mungkin bagi aku kemarin hal ini bisa membawa suatu kelegaan tersendiri. Namun kenyataannya, bagi orang-orang tertentu hal ini malah bisa menjadi suatu kelemahan aku. Okay, better late than never! Belum terlambat untuk menghapus beberapa post yang seharusnya aku hapus dari dahulu kala (atau bahkan untuk tidak pernah mengepostnya sama sekali haha), sebelum ini akan penuh dari screenshot yang akan beredar someday when I am on top! (pede is my middle name; Venty Indah 'pede' Utami)


Ketiga, last but not least, gratitude. Di antara dua hal lain yang aku rasakan when I recalled all those memories, this is the most important ones. Terkadang, kita tidak pernah menyadari seberapa jauh kita telah melangkah sebelum kita melihat our starting position. Terkadang, kita terlalu fokus pada garis finish dan tidak menyadari seberapa jauh kita telah berjalan. And yes, I am feeling grateful. Selama blog ini ada pun, telah banyak hal-hal yang aku lewati sebelum akhirnya berhenti sejenak untuk melihat ke belakang. Venty empat tahun yang lalu, dan Venty yang sekarang. Ada beberapa hal yang menguatkan aku, yang mengubah jalan pikir aku, yang mendewasakan aku, dan membentuk seorang Venty seperti sekarang. It is a lie if I said there is none I want to change of, namun setidaknya tidak ada hal yang berjalan tanpa memberikan pelajaran yang berarti untuk aku sendiri. Orang yang bodoh adalah orang yang tidak bisa mengambil pelajaran dari apa yang ia alami, dan terus menjadi tua tanpa pernah menjadi dewasa. I can't say that I am that mature, but at least I am wiser that I was. And that is the most important thing to be grateful of.
Banyak hal yang berubah, terutama pola pikir. Usia belasan membuat aku lebih banyak berpikir mengenai cinta, dan berpikir bahwa hidup akan selalu tentang cinta. Namun, setelah ada di umur yang sekarang, aku menyadari bahwa hidup tidak melulu tentang cinta. Keluarga, karir, impian, cita-cita, teman-teman, membahagiakan orang-orang di sekitar kamu, kesuksesan dan hal-hal lainnya are much more important than love. If my dream (as I wrote in bio before) was to find a prince charming, now my very own resolution is to be a success, tough, independent, and smart woman (haha yes, I know it is a quite of difference :p). Tapi setidaknya, my dream before is a milestone if we said about changes. 



Sekali lagi, inilah filosofi waktu.
People change every time, and so do I. So do you. Ini hanya persoalan, apakah kita berubah menjadi lebih baik dari sebelumnya atau bukan.
Because it is not about competing with others; it is about competing with yourself. If everyday you are a step ahead than your old self, you won.

Leave a Reply

Powered by Blogger.